Jumat, 13 Desember 2013

TULISAN 10 - Dinamika Kelompok & Kelompok Rujukan

Nama         :        Indah Restu Anjani
NPM          :        13211571
Kelas          :        3EA17
Mat-Kul     :        Softskill - Perilaku Konsumen
TULISAN 10
BAB 10
DINAMIKA KELOMPOK DAN KELOMPOK RUJUKAN

       I.            KELOMPOK RUJUKAN

Kelompok rujukan disebut juga sebagai acuan. Kelompok rujukan  merupakan sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seorang secara langsung atau tidak langsung. Kelompok rujukan ini berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusan dan sebagai dasar pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum / khusus atau pedoman khusus bagi perilaku.

   II. KELUARGA & STUDI PERILAKU KONSUMEN

Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan.
Pertama, banyak produk dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota keluarga lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli keluarga, denga kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam berbagai tahap keputusan, dan masih banyak lagi contohnya.
Kedua, bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya. Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai dan disetujui oleh orangtua. Pengaruh seorang remaja mungkin pula besar sekali pada pembelian pakaian orangtua. Pasangan hidup dan saudara kandung bersaing satu sama lain dalam keputusan tentang bagaimana pendapatan keluarga akan dialokasikan untuk keinginan individual mereka. 

Studi tentang keputusan keluarga sebagai konsumen kurang lazim dibandingkan studi tentang individu sebagai konsumen. Alasan untuk pengabaian dalam studi pembelian keluarga adalah kesulitan dalam mempelajari keluarga sebagai organisasi. Survei dan metodologi penelitian pemasaran lain lebih mudah dijalankan untuk individu daripada untuk keluarga. Pemberian kuisioner kepada seluruh keluarga memerlukan akses ke semua anggota pada waktu yang lebih kurang sama (sulit dilakukan di dalam lingkungan dewasa ini), dengan menggunakan bahasa yang mempunyai makna bagi semua anggota keluarga (sulit karena ketidaksesuaian dalam hal usia atau pendidikan), dan menafsirkan hasil ketika anggota dari keluarga yang sama melaporkan opini yang bertentangan mengenai apa yang dibeli oleh keluarga atau pengaruh relatif dalam keputusan tersebut (temuan yang lazim di dalam penelitian keluarga).

Tipe – Tipe Perilaku Pembelian Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :

a.    Budget Allocation (Pengalokasian budget)
Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.

b.     Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak)\
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.

c.     Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.

d.     Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.

III.            VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN

Keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan rumah tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga mapun rumah tangga, keempat variabel structural yang paling member dampak pada keputusan pembelian dan yang dengan demikian paling menarik bagi pemasar adalah usia kepala rumah tangga atau keluarga, status, perkawinan, kehadiran anak san status pekerjaan.

Keluarga adalah sama dengan perusahaan; keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yang lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri. Fungsi yang jelas bahwa dua orang dapat mencapai lebih baik daripada satu orang adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarha harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makanan, perabot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan, dan produk lain. Anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, pakaian orang dewasa, dan banyak barang yang bebas dipilih.

KEPUTUSAN PEMBELIAN KELUARGA
Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan. Individu membeli produk untuk dipakai sendiri dan untuk dipakai oleh anggota keluarga yang lain.

1.     Peranan individu dalam pembelian keluarga.
2.     Perilaku peran (role behavior).
3.     Peranan pasangan hidup dalam keputusan pembelian.


 IV.            SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA & PERILAKU PEMBELIAN

Keluarga berubah bersama waktu, melewati serangkaian tahap. Proses ini disebut siklus kehidupan keluarga (SKK). Walaupun sudah digunakan di dalam literature sejak tahun 1931, konsep tersebut mendapat pengaruhnya yang paling luas di dalam penelitian pemasaran oleh Wells dan Gubar, dan belakangan di dalam buku karya Reynolds dan Wells, yang memperhatikan bagaimana siklus kehidupan mempengaruhi perilaku konsumen.

    V.            SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA TRADISIONAL

Siklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional adalah:

·        Tahap I: Bachelor
Pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.

·        Tahap II: Honeymooners
Pasangan muda yang baru menikah.

·        Tahap III: Parenthood
Pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.

·        Tahap IV: Postparenthood
Sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup bersama.

·        Tahap V: Dissolution
Salah satu pasangan sudah meninggal


 VI.            STRUKTUR KELUARGA & RUMAH TANGGA YANG BERUBAH

Apa yang dimaksud dengan sturktur keluarga kontemporer? Bagaimana struktur itu berubah? Bagaimana struktur itu mempengaruhi konsumsi? Apakah realitas yang berkembang dari struktur keluarga merupakan masalah atau peluang untuk organisasi pemasaran? Ini adalah beberapa dari pertanyaan yang para peneliti konsumen berusaha menjawabnya. Banyak jawaban tersebut melibatkan data dari sensus dasawarsa dan laporan sementara oleh Biro Sensus?

1.                 Menikah atau Single.
2.                 Ukuran Rumah Tangga.
3.                 Perkawinan dalam usia yang lebih lanjut.
4.                 orang single
5.                 Perceraian dan perilaku konsumen.
6.                 Orang-orang single yang hidup bersama.
7.                 Pemasaran untuk orang single.
8.                 Perkawinan kembali


VII.            PERANAN WANITA YANG BERUBAH

Wanita sebagai konsumen dapat berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan pada budaya. Ada beberapa budaya yang membuat wanita berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk :

1)  Budaya psikologis
Budaya ini muncul dari dalam diri individu sebagai konsumen.

2)  Budaya sosial
Budaya yang didasarkan dari gaya hidup orang lain dapat  membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan suatu produk.


VIII.            PERANAN PRIA YANG BERUBAH (CHANGING MASCULINE ROLE)

Pria sebagai konsumen dapat berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan pada budaya. Ada beberapa budaya yang membuat pria berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk :


1)  Budaya psikologis
Budaya ini muncul dari dalam diri individu sebagai konsumen.

2)  Budaya sosial
Budaya yang didasarkan dari gaya hidup orang lain dapat  membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan suatu produk.

 IX.            METODOLOGI PENELITIAN UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA

Bila anda menyiapkan analisis pengaruh keluarga pada keputusan keluarga dalam hal pembelian atau konsumsi, sebagian besar teknik penelitian akan sama dengan studi penelitian pemasaran yang lain.

1.                 Kerangka Proses-Keputusan.
2.                 Kategori Sturktur-Peran. 
3.                 Bias Pewawancara. 
4.                 Seleksi Responden . 

    X.            IMPLIKASI BAGI STUDI PERILAKU KONSUMEN

Adapun menurut American Marketing Association yang terdapat pada buku karangan Peter dan Olson (1999, hlm. 6), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.” Paling tidak ada tiga ide penting dalam pengertian di atas, yaitu perilaku konsumen adalah dinamis; hal tersebut melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar; serta hal tersebut melibatkan pertukaran.

Pertama, definisi di atas menekankan bahwa perilaku konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup tertentu (Peter dan Olson, 1999, hlm.6).

Hal kedua yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku) dan apa serta di mana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen (Peter dan Olson, 1999, hlm.8).

Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah pertukaran di antara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan akan pentingnya pertukaran. Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan stategi pemasaran (Peter dan Olson, 1999, hlm.9).

SUMBER     :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar