Jumat, 30 Mei 2014

TULISAN 6 - Resensi Novel Laskar Pelangi





Identitas Buku

Judul                    :         Laskar Pelangi
Penulis                 :         Andrea Hirata
Penerbit                :         Bentang, Yogyakarta
Tahun Terbit        :         2008
Tebal                    :         XVIII + 534 Halaman, 20,5cm


Ini merupakan kisah heroik tentang 11 anak Belitong yang tergabung dalam "Laskar Pelangi": Syahdan, Lintang, Kucai, Samson, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun, Mahar, Flo dan sang penutur cerita yaitu Ikal (Andrea Hirata). Ini adalah cerita tentang semangat juang dari anak-anak kampung Belitong untuk mengubah nasib melalui sekolah, yang harus mereka dapat dengan sangat susah payah. Sebagian besar orang tua mereka lebih suka melihat anak-anaknya bekerja membantu orang tua di ladang, atau bekerja menjadi buruh kasar di PN Timah, daripada sekolah yang tak jelas masa depannya.

1.     TEMA
Tema yang diambil adalah semangat juang dan persahabatan

2.     ALUR
Dilihat dari cerita novel ini, Laskar Pelangi termasuk alur maju mundur, artinya dalam cerita terjadi flashback ke masa lalu dan kejadian masa depan.

3.     SUDUT PANDANG
Sudut pandang adalah cara atau pandangan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Dalam novel Laskar Pelangi, sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama tunggal maksudnya adalah Penulis sebagai pelaku sekaligus narator yang menggunakan kata ganti “aku”.

4.     PENOKOHAN
Penokohan pada novel ini yang digambarkan oleh pengarang cukup jelas. Sifat tokoh yang digunakan adalah protagonis dan tritagonis.

5.     GAYA BAHASA
Bahasa yang digunakan dalam novel Laskar Pelangi adalah bahasa yang mengikuti perkembangan zaman sekarang (modern) sehingga novelnya dapat dengan mudah dimengerti.

6.     AMANAT
a.       Kritik merupakan pengorbanan dari seseorang yang mungkin telah mengorbankan rasa tidak enak sebagai seorang teman, namun sebenarnya kritikan itu semata-mata hanya untuk membuat kita menjadi lebih baik.

b.       Kita harus percaya akan kemampuan pada diri kita sendiri, harus optimis bahwa tidak ada yang tidak bisa kecuali di dunia ini keyakinan yang menganggap bahwa kita tidak dapat melakukan hal tersebut.

c.       kita harus benar-benar menghargai hidup, menghargai semua pemberian Tuhan, tidak pantang menyerah bila menginginkan sesuatu, dan tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita mau dan berusaha.

v Keunggulan Novel

1.     Novel ini wajib baca bagi generasi muda yang terlena dengan gelimang kemudahan ekonomi dan tak lagi kenal jerih payah untuk menggapai masa depan.
Novel ini juga wajib baca bagi para pendidik, bagi pemerintah yang selalu alpa pada pentingnya pendidikan.

2.     Dapat menjadi cerminan pembaca agar dapat mengambil contoh betapa pentingnya pendidikan untuk meraih cita-cita.

3.     Dapat memicu pembaca agar tetap semangat dan berjuang untuk meraih prestasi guna memajukan bangsa agar lebih baik.

4.     Terdapat nilai yang patut untuk dicontoh agar menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.

5.     Memberitahukan kepada kita bahwa guru benar-benar seorang pahlawan yang tanpa tanda jasa demi mencerdaskan anak didiknya dan selalu memberikan yang terbaik.

v Kelemahan Novel

1.     Kelemahan novel ini, menurut saya, hanya terletak pada cara mengakhiri cerita. Semestinya, novel ini sudah ditutup pada bab 33: Anarkonisme, yang menceritakan kejatuhan Babel (Bangka Belitung) yang dulu bergelimbang Timah. Bab 34: Gotik, menurut saya menjadi akhir cerita yang membingungkan. Karena penutur "Aku" secara tiba-tiba menjadi orang lain, dan bukan lagi Ikal. Bab 34 ini menjadi sebuah kemubaziran.

2.     Kata-kata yang digunakan kurang menunjukan bahwa tokoh adalah seorang anak.

3.     Mengapa tokoh ikal di dalam cerita tidak berkesinambungan dengan isi novel yang lainnya. Seharusnya bisa digunakan nama yang lainnya.

v Kesimpulan
Dari novel yang di buat oleh Andre Hirata ini, saya dapat mengambil beberapa pelajaran hidup yang penting, salah satunya kita harus benar-benar menghargai hidup, menghargai semua pemberian Tuhan, tidak pantang menyerah bila menginginkan sesuatu, dan tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita mau dan berusaha.

Dan satu lagi, pintar tidak menjamin kita untuk selalu sukses, seperti cerita pada tokoh lintang, dia anak yang pintar, namun diakhir cerita dia menjadi seorang supir truk, disini saya dapat mengambil kesimpulan, bahwa semua kehidupan manusia sudah ada yang mengaturnya, yaitu Tuhan. Semua yang kita kerjakan tidak lepas dari campur tangan Tuhan.



Afandi,rizki. 2013. “Penjelasan Resensi dan contohnya”. Dalam http://rizkiafandi.blogspot.com/2013/06/penjelasan-resensi-dan-contohnya_3.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar