Identitas Buku
Judul : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang, Yogyakarta
Tahun Terbit : 2008
Tebal : XVIII + 534 Halaman, 20,5cm
Ini merupakan kisah heroik tentang 11 anak Belitong yang tergabung dalam "Laskar Pelangi": Syahdan, Lintang, Kucai, Samson, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun, Mahar, Flo dan sang penutur cerita yaitu Ikal (Andrea Hirata). Ini adalah cerita tentang semangat juang dari anak-anak kampung Belitong untuk mengubah nasib melalui sekolah, yang harus mereka dapat dengan sangat susah payah. Sebagian besar orang tua mereka lebih suka melihat anak-anaknya bekerja membantu orang tua di ladang, atau bekerja menjadi buruh kasar di PN Timah, daripada sekolah yang tak jelas masa depannya.
1.
TEMA
Tema
yang diambil adalah semangat juang dan persahabatan
2.
ALUR
Dilihat
dari cerita novel ini, Laskar Pelangi termasuk alur maju mundur, artinya dalam
cerita terjadi flashback ke masa lalu dan kejadian masa depan.
3.
SUDUT PANDANG
Sudut
pandang adalah cara atau pandangan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan
tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Dalam
novel Laskar Pelangi, sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang
pertama tunggal maksudnya adalah Penulis sebagai pelaku sekaligus narator yang
menggunakan kata ganti “aku”.
4.
PENOKOHAN
Penokohan
pada novel ini yang digambarkan oleh pengarang cukup jelas. Sifat tokoh yang
digunakan adalah protagonis dan tritagonis.
5.
GAYA BAHASA
Bahasa
yang digunakan dalam novel Laskar Pelangi adalah bahasa yang mengikuti
perkembangan zaman sekarang (modern) sehingga novelnya dapat dengan mudah
dimengerti.
6.
AMANAT
a. Kritik merupakan pengorbanan dari
seseorang yang mungkin telah mengorbankan rasa tidak enak sebagai seorang
teman, namun sebenarnya kritikan itu semata-mata hanya untuk membuat kita
menjadi lebih baik.
b. Kita harus percaya akan kemampuan pada diri
kita sendiri, harus optimis bahwa tidak ada yang tidak bisa kecuali di dunia
ini keyakinan yang menganggap bahwa kita tidak dapat melakukan hal tersebut.
c. kita harus benar-benar menghargai hidup,
menghargai semua pemberian Tuhan, tidak pantang menyerah bila menginginkan
sesuatu, dan tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita mau dan berusaha.
v Keunggulan Novel
1.
Novel ini wajib baca bagi generasi muda
yang terlena dengan gelimang kemudahan ekonomi dan tak lagi kenal jerih payah
untuk menggapai masa depan.
Novel
ini juga wajib baca bagi para pendidik, bagi pemerintah yang selalu alpa pada
pentingnya pendidikan.
2.
Dapat menjadi cerminan pembaca agar
dapat mengambil contoh betapa pentingnya pendidikan untuk meraih cita-cita.
3.
Dapat memicu pembaca agar tetap semangat
dan berjuang untuk meraih prestasi guna memajukan bangsa agar lebih baik.
4.
Terdapat nilai yang patut untuk dicontoh
agar menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.
5.
Memberitahukan kepada kita bahwa guru
benar-benar seorang pahlawan yang tanpa tanda jasa demi mencerdaskan anak
didiknya dan selalu memberikan yang terbaik.
v Kelemahan Novel
1.
Kelemahan novel ini, menurut saya, hanya
terletak pada cara mengakhiri cerita. Semestinya, novel ini sudah ditutup pada
bab 33: Anarkonisme, yang menceritakan kejatuhan Babel (Bangka Belitung) yang
dulu bergelimbang Timah. Bab 34: Gotik, menurut saya menjadi akhir cerita yang
membingungkan. Karena penutur "Aku" secara tiba-tiba menjadi orang
lain, dan bukan lagi Ikal. Bab 34 ini menjadi sebuah kemubaziran.
2.
Kata-kata yang digunakan kurang
menunjukan bahwa tokoh adalah seorang anak.
3.
Mengapa tokoh ikal di dalam cerita tidak
berkesinambungan dengan isi novel yang lainnya. Seharusnya bisa digunakan nama
yang lainnya.
v Kesimpulan
Dari
novel yang di buat oleh Andre Hirata ini, saya dapat mengambil beberapa
pelajaran hidup yang penting, salah satunya kita harus benar-benar menghargai
hidup, menghargai semua pemberian Tuhan, tidak pantang menyerah bila menginginkan
sesuatu, dan tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita mau dan berusaha.
Dan
satu lagi, pintar tidak menjamin kita untuk selalu sukses, seperti cerita pada
tokoh lintang, dia anak yang pintar, namun diakhir cerita dia menjadi seorang
supir truk, disini saya dapat mengambil kesimpulan, bahwa semua kehidupan
manusia sudah ada yang mengaturnya, yaitu Tuhan. Semua yang kita kerjakan tidak
lepas dari campur tangan Tuhan.
Afandi,rizki. 2013. “Penjelasan
Resensi dan contohnya”. Dalam http://rizkiafandi.blogspot.com/2013/06/penjelasan-resensi-dan-contohnya_3.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar