Minggu, 12 Oktober 2014

TULISAN 2 - KOPI LUWAK INDONESIA DI MATA DUNIA

NAMA                       :           INDAH RESTU ANJANI
NPM                          :           13211571
KELAS                       :           4EA17
MATA KULIAH      :           SOFTSKILL - ETIKA BISNIS

TULISAN 2

KOPI LUWAK INDONESIA
DI MATA DUNIA

Kopi ? Mendengar namanya saja sudah tidak asing lagi di telinga Anda.

Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi.

Kopi terkenal akan kandungan kafeinnya yang tinggi. Kafein sendiri merupakan senyawa hasil metabolisme sekunder golongan alkaloid dari tanaman kopi dan memiliki rasa yang pahit. Berbagai efek kesehatan dari kopi pada umumnya terkait dengan aktivitas kafein di dalam tubuh. Peranan utama kafein ini di dalam tubuh adalah meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi. Efeknya ini biasanya baru akan terlihat beberapa jam kemudian setelah mengonsumsi kopi. Kafein tidak hanya dapat ditemukan pada tanaman kopi, tetapi juga terdapat pada daun teh dan biji cokelat.

Sejarah kopi telah dicatat sejauh pada abad ke-9. Pertama kali, kopi hanya ada di Ethiopia, di mana biji-bijian asli ditanam oleh orang Ethiopia dataran tinggi. Akan tetapi, ketika bangsa Arab mulai meluaskan perdagangannya, biji kopi pun telah meluas sampai ke Afrika Utara dan biji kopi di sana ditanam secara massal. Dari Afrika Utara itulah biji kopi mulai meluas dari Asia sampai pasaran Eropa dan ketenarannya sebagai minuman mulai menyebar.

Di Indonesia sendiri, kopi sudah terkenal semanjak tahun 1696 ketika Walikota Asterdam, Nicholas Witsen memerintahkan komandan pasukan Belanda di Pantai Malabar, Adrian Van Ommen, untuk membawa biji kopi ke Batavia. Kopi arabika pertama-tama ditanam dan dikembangkan di sebuah tempat di timur Jatinegara, yang menggunakan tanah pertikelir Kedaung yang kini lebih dikenal dengan Pondok Kopi. Beberapa waktu kemudian kopi arabika menyebar ke berbagai daerah di Jawa barat, seperti Bogor, Sukabumi, Banten dan Priangan, hingga kemudian menyebar ke daerah lain, seperti Pulau Sumatera, Sulawasi, Bali dan Timor.

Dari sekian banyak jenis biji kopi yang dijual di pasaran, hanya terdapat 2 jenis varietas utama, yaitu kopi arabika (Coffea arabica) dan robusta (Coffea robusta). Masing-masing jenis kopi ini memiliki keunikannya masing-masing dan pasarnya sendiri.

Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. Sebagian besar kopi yang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini. Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang telah dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Latin, Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia. Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis.

Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak.

Salah satu varietas kopi robusta yang terkenal adalah kopi luwak dari Indonesia dan Kape Alamid dari Filipina. Biji kopi ini dikumpulkan dari musang luwak. Kopi ini memiliki rasa yang khas.

Kopi luwak merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di dunia. Proses terbentuknya dan rasanya yang sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga jual kopi jenis ini.

Pada dasarnya, kopi ini merupakan kopi jenis arabika. Biji kopi ini kemudian dimakan oleh luwak atau sejenis musang. Akan tetapi, tidak semua bagian biji kopi ini dapat dicerna oleh hewan ini. Bagian dalam biji ini kemudian akan keluar bersama kotorannya.Karena telah bertahan lama di dalam saluran pencernaan luwak, biji kopi ini telah mengalami fermentasi singkat oleh bakteri alami di dalam perutnya yang memberikan cita rasa tambahan yang unik.

Seperti yang dilansir oleh KOMPAS.com berikut :

Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan apresiasi untuk jenis kopi luwak yang dianggap menaikkan nilai kopi Indonesia.

"Kopi saya kira, sekarang memang masa perubahan era baru dulu yang jadi pertimbangan utama volume. Tapi sekarang value dan mulai masuk ke brand. Jenis kopi luwak mengangkat brand Indonesia," ujar Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Khrisnamurti di Jakarta, Kamis (14/8/2014).

Namun kata Bayu, walaupun branding kopi Indonesia baik, tapi untuk ekspor kopi memang diakuinya terus menurun. Dari semester I tahun ini saja kata dia, penjualan kopi Indonesia sebesar 500 juta dollar AS sementara target penjualan tahun ini sebesar 1,4 miliar dollar AS. Itu berarti penjualan smester I tidak sampai setengah dari target yang ditentukan.

Meskipun demikian kata Bayu, dirinya mendapatkan kabar gembira karena harga kopi mulai naik. Hal tersebut menurutnya disebabkan oleh situasi harga kopi di Brazil yang menurun karena panen kopi disana mengalami kendala.

Oleh dasar kenaikan harga kopi dunia tersebut Bayu pun berharap bahwa target penualan yang sudah ditetapkan mampu tercapai bahkan kalau perlu terlampaui nilainya. "Ya mudah-mudahan kita bisa capai target," tandasnya.

REFERENSI                        :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar