Sabtu, 22 Maret 2014

PENGARUH WARNA TULISAN TERHADAP DAYA INGAT


“PENGARUH WARNA TULISAN TERHADAP DAYA INGAT”



Apa sih hubungannya antara goresan warna pulpen (re: warna tulisan) dengan daya ingat kita ?

Konon katanya (loh kok kayak lagu gini -,-”) kita lebih mudah mengingat sesuatu, jika ada bantuan warna. Bantuan warna di sini maksudnya, kita lebih mudah mengingat suatu kalimat jika tulisan tersebut diberi warna. Ingat gak waktu kita sekolah dulu (sekarang juga masih sekolah sih ,Cuma udah jadi mahasiswi.. hehehe) mungkin kita sering men-stabillo warna-warni catatan penting di buku pelajaran ataupun catatan-catanan di buku tulis, itulah salah satu kegunaan warna untuk memacu ingatan/memori kita.

Lah kok bisa ? katanya sih bukan karena efek warna ,tapi lebih kepada faktor “berbeda”nya dari tulisan atau kalimat yang diberi warna tersebut.

Oke .. karena penasaran aku langsung mencoba benar apa tidak sih warna tulisan berpengaruh terhadap daya ingat ?

Awal-awal sih beli stabilo dulu 1 (miris banget yaa ..hufft~), terus coba distabilo-in deh itu catatan-catatan yang ada di buku (INGAT !! JANGAN SEMUA DI STABILO-IN, CUKUP YANG PENTING-PENTING AJA *kalau semuanya yang di stabilo-in itu sama aja kayak “mewarnai” gambar*).

Kebetulan minggu depan ada ulangan nih (ini pas masih SMA yaa), ini jadi mirip “eksperimen” apakah metode “men-stabilo-in” catatan itu efektif ? JRENG JRENG JRENG !! dan hasilnya EFEKTIF !! ahahaha.. aku sendiri juga bingung sih ,jujur pada saat catatan tidak di stabilo-in agak-agak lupa gitu apa yang udah dibaca, tapi saat catatan sudah distabilo-in jujur saja itu membantu aku untuk mengingat catatan-catatan yang aku pelajari. Amazing gak tuh ? hahaha (hiperbola).

Setelah itu aku pun meminta ke ibu (maklum belom bisa nyari uang jadi masih minta.. hehe) untuk dibelikan pulpen berwana-warni / stabilo warna lainnya untuk catatan-catatan ku seterusnya.

Dan sampai sekarang aku pun masih menggunakan stabilo dalam bentuk pulpen dengan varian warna-warni yang mencolok (warna nge-jreng gitu maksudnya), kenapa warna mencolok ? karena untuk aku itu lebih efektif, jadi saat membaca catatan itu mata jadi tidak monoton dan bisa membangkitkan mood kita. Bisa juga gunakan warna-warna kesukaan mu, jadi biar lebih semangat baca catatan nya kan tulisan / kalimatnya berwarna dengan warna kesukaan kita.

Memang sih cara belajar dan daya ingat setiap orang itu berbeda-beda, tapi kalau untuk aku cara “mewarnai catatan” ini cukup efektif (untuk aku pribadi loh yaa :D).

Contoh         :

tanaman adalah semua subjek usaha tani yang bukan hewan dan dibudidayakan pada suatu ruang atau media yang sesuai untuk usaha itu. Pengertian ini dibedakan dari penggunaan secara awam bahwa tanaman sama dengan tumbuhan. Pada kenyataannya, hampir semua tanaman adalah tumbuhan, tetapi ke dalam pengertian tanaman tercakup pula beberapa fungi (jamur pangan, seperti jamur kancing dan jamur merang) dan alga (penghasil agar-agar dan nori) yang sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan nilai ekonominya. Tanaman "sengaja" ditanam, sedangkan tumbuhan adalah sesuatu yang muncul atau tumbuh dari permukaan bumi.


Nah, sekarang kita coba.. tulisan tadi kita beri dengan warna-warna yang berbeda, terlihat perbedaannya kan


tanaman adalah semua subjek usaha tani yang bukan hewan dan dibudidayakan pada suatu ruang atau media yang sesuai untuk usaha itu. Pengertian ini dibedakan dari penggunaan secara awam bahwa tanaman sama dengan tumbuhan. Pada kenyataannya, hampir semua tanaman adalah tumbuhan, tetapi ke dalam pengertian tanaman tercakup pula beberapa fungi (jamur pangan, seperti jamur kancing dan jamur merang) dan alga (penghasil agar-agar dan nori) yang sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan nilai ekonominya. Tanaman "sengaja" ditanam, sedangkan tumbuhan adalah sesuatu yang muncul atau tumbuh dari permukaan bumi.


Nah, berbeda kan sensasi membacanya ? tulisan / kalimat yang berwarna-warni lebih mudah untuk diingat ketimbang dengan yang hanya berwarna “monoton”.






Oke sekian dulu , semoga bermanfaat yaa tulisan ku ini ;)

TULISAN 2 - Pemakaian Metode Ilmiah Untuk Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Ilmiah

NAMA                       :           INDAH RESTU ANJANI
NPM                          :           13211571
KELAS                       :           3EA17
MATA KULIAH      :           SOFTSKILL - BAHASA INDONESIA 2

TULISAN 2

PEMAKAIAN METODE ILMIAH UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN-PERTANYAAN ILMIAH

Sebelum kita ingin mengetahui tentang pemakaian metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu metode ilmiah ?
Metode ilmiah yaitu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode ilmiah merupakan proses sistematisk (bertahap) untuk mendapatkan informasi dari fenomena yang diteliti. 

Adapun pengertian dan definisi metode menurut para ahli antara lain :

1.     Rothwell & Kazanas
          Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi.

2.     Titus
   Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang        keilmuan.

3.     Macquarie
          Metode adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana                tertentu.

4.     Wiradi
Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis).

5.     Almadk (1939)
Metode adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.

6.     Ostle (1975)
Metode adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.

7.     Drs. Agus M. Hardjana
Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.

8.     Hebert Bisno (1969)
Metode adalah teknik-teknik yg digeneralisasikan dgn baik agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satu disiplin, praktek, atau bidang disiplin dan praktek.

9.     Max Siporin (1975)
Metode adalah sebuah orientasi aktifitas yg mengarah kepada persyaratan tugas-tugas dan tujuan-tujuan nyata.

10.                       Rosdy Ruslan (2003:24)
Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.

11.                       Nasir (1988:51)
Metode adalah cara yang digunakan untuk memahami sebuah objek sebagai bahan ilmu yang bersangkutan.

12.                       KlikSaya
Metode adalah cara kerja yang besistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

13.                       Arti Kata
Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (http://artikata.com/arti-340805-Metode.html).

14.                       Kamus Bahasa Indonesia
Metode adalah cara kerja yg bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan.

15.                       Depatemen Sosial RI
Metode adalah cara teratur yg digunakan utk melaksanakan pekerjaan agar tercapai hasil sesuai dgn yg diharapkan.

Adapun kriteria dalam metode ilmiah, yaitu :
1. Berdasarkan fakta.
2. Bebas dari prasangka (bias).
3. Mengunakan prinsip-prinsip analisis.
4. Menggunakan hipotesis.
5. Menggunakan ukuran objektif.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi. 

Rumusan langkah-langkah metode ilmiah yang biasa dilakukan para ilmuwan dalam memecahkan masalah adalah:
a. Observasi
b. Menentukan dan Merumuskan Masalah
c. Merumuskan Hipotesis
d. Merancang Eksperimen
e. Pelaksanaan Eksperimen
f. Pelaporan Penelitian

Langkah-langkah Metode Ilmiah  :
1.     Perumusan masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak.

2.     Penyusunan kerangka berfikir
Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hpotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan kerangka berfikir ini di susun secara rasional berdasarkan permis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan factor- factor empiris yang relevan dengan permasalahan.

3.     Perumusan hipotesa
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Pengujian hipotesa
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.

4.     Penarikan kesimpulan
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis
·        Jangan ubah hipotesis
·        Jangan abaikan hasil eksperimen
·        Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
·        Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
·        Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.

CONTOH PERTANYAAN ILMIAH :
Adakah pengaruh perbedaan pemberian jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman cabai ?

Jika muncul pertanyaan seperti diatas , maka kita butuh metode ilmiah untuk menjawabnya . Kita tidak bisa asal menjawab “Ada Perbedaan” atau “Tidak Ada Perbedaan” tanpa melakukan pengamatan terlebih dahulu . Inilah fungsi metode ilmiah , agar jawaban yang muncul untuk pertanyaan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,  serta dapat dijadikan ilmu pengetahuan yang baru .

Daftar Pustaka    :

Dewi, Marlina Afrian. (2013). Metodologi Penelitian. Diakses pada Maret 23, 2014,  Dari http://marlinaafriandewi.wordpress.com/2013/05/07/metodologi-penelitian/

Kealaman.(2013).Metode Ilmiah. Diakses pada Maret 23, 2014, Dari http://kealaman.wordpress.com/2012/10/25/metode-ilmiah/

Zulfikar, Dedi.(2010). Metode Ilmiah. Diakses pada Maret 23, 2014, Dari http://deadie13.wordpress.com/2010/06/07/metode-ilmiah/

Kurniawan, Dedi. (2013) . Pengertian dan Definisi Metode, Penelitian dan Metode Penelitian. Diakses pada Maret 23, 2014, Dari http://dedikurniawanstmikpringsewu.wordpress.com/2013/07/24/pengertian-dan-definisi-metode-penelitian-dan-metode-penelitian/

Fitriany, Astri Indah. (2014). Pemakaian Metode Ilmiah Dalam Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Ilmiah. Diakses pada Maret 23, 2014, Dari http://astri-indah.blogspot.com/2014/03/pemakaian-metode-ilmiah-dalam-menjawab.html




TUGAS 2 - Metode Ilmiah & Sikap Ilmiah

NAMA                       :           INDAH RESTU ANJANI
NPM                          :           13211571
KELAS                      :           3EA17
MATA KULIAH      :           SOFTSKILL - BAHASA INDONESIA 2

TUGAS 2

Mencari Teori-Teori Yang Berhubungan Dengan Metode Ilmiah Dan Sikap Ilmiah

A.    METODE ILMIAH
Metode ilmiah atau proses ilmiah atau dalam bahasa Inggris disebut dengan scientific method, merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.

Pengertian metode ilmiah menurut beberapa ahli :
1. (Almack, 1939) Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.

2. (Ostle, 1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.

Metode Ilmiah memiliki ciri-ciri keilmuan     :
·     Rasional: sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia.
·     Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati dengan menggunakan panca            inderaSistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah logis.

Syarat-syarat Metode Ilmiah          :
1.     Obyektif
2.     Metodik
3.     Sistematik
4.     Universal

Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1.     Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2.    Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
3.     Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4.     Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

Langkah-langkah metode ilmiah  :
1. Merumuskan masalah
2. Menyusun hipotesis
3. Melakukan percobaan
4. Menentukan alat dan bahan
5. Menentukan variabel
6. Menarik kesimpulan

TUJUAN MEMPELAJARI PENULISAN ILMIAH :
1.  Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2.   Untuk mengorganisasikan fakta.
3.  Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
4.  Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
5.  Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.

Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi enam tahap, yaitu:
1.     Merumuskan masalah.
2.     Mengumpulkan keterangan
3.     Menyusun hipotesis
4.     Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5.    Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk menghasilkan        kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi    subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan    memberikan hasil yang sama).
6.    Menguji kesimpulan.

B.    SIKAP ILMIAH
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan.

Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan.

Enam macam sikap ilmiah menurut Prof Harsojo :
1.    Obyektivitas , dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya.
2.    Sikap serba relatif , ilmu tidak mempunyai maksud mencari kebenaran mutlak ilmu                         berdasarkan kebenaran-kebenaran ilmiah atas beberapa postulat, secara
priori telah diterima sebagai suatu kebenaran. Malahan teori-teori dalam ilmu
sering untuk mematahkan teori yang lain.
3.   Sikap skeptis, adalah sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pernyataan-pernyataan yang belum cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya.
4.  Kesabaran intelektual , sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah pada tekanan agar dinyatakan suatu pendirian ilmiah , karena memang belum
selesainya dan cukup lengkapnya hasil dari penelitian , adalah sikap seorang ilmuwan.
5.  Kesederhanaan, adalah sikap cara berfikir, menyatakan, dan membuktikan.
6.  Sikap tidak memihak pada etik.

Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah dan merupakan ciri-ciri sikap Ilmiah, antara lain :

a. Sikap ingin tahu
b. Sikap kritis
c. Sikap obyektif
d. Sikap ingin
e. Sikap tekun
f. Sikap terbuka

Daftar Pustaka    :









Rabu, 19 Maret 2014

TUGAS 1 - Teori-teori Yang Berhubungan Dengan Penalaran

NAMA                       :           INDAH RESTU ANJANI
NPM                          :           13211571
KELAS                      :           3EA17
MATA KULIAH      :           SOFTSKILL - BAHASA INDONESIA 2

TUGAS 1

TEORI-TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Dengan demikian penalaran dapat diartikan sebagai Proses berfikir yang sistematis dan logis untuk mengambil sebuah kesimpulan.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Ciri-ciri Penalaran :

1.  Adanya suatu pola berpikir yang luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).

2.   Sifat analitik dari proses berpikir.

   Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.

JENIS PENALARAN    :

1.     Metode induktif

Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.

Contoh paragraf Induktif          :

Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti brigdance, salsa, free dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.

2.     Metode deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh paragraf deduktif         :

Kebersihan sangat menjadi masalah di sekolah. Ini terjadi karena banyak murid-murid yang tidak sadar akan kebersihan. Padahal “kebersihan adalah sebagian dari iman”.

PENALARAN INDUKTIF (KHUSUS - UMUM)

1)   Generalisasi adalah Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum.

Contoh generalisasi:

Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

Ø Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Macam – macam generalisasi :

a) Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.

b) Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

2)   Analogi adalah Kesimpulan tentang kebenaran sesuatu ditarik berdasarkan pengamatan terhadap gejala yang memiliki kemiripan.

Contoh Analogi     :

Orang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya tidak akan menjalani hidupnya dengan baik, ia akan selalu dalam keraguan, sama seperti seseorang yang hidup di dalam rumah tanpa penerangan. Ia akan berjalan tak tahu arah, tak jelas kemana ia berjalan sehingga ia akan mudah tertabrak benda yang ada disekitarnya.


3)   Sebab-akibat  adalah Semua peristiwa harus ada penyebabnya, namun seringkali orang sampai pada kesimpulan yang salah karena proses penarikan kesimpulan tidak sah (karena sikap pribadi, takhayul, prasangka, pandangan politik).

Contoh Sebab-akibat       :

Karena warga sering buang sampah sembarangan, maka daerah Kampung Pulo sering banjir.

PENALARAN DEDUKTIF (UMUM - KHUSUS)
Penalaran yang didasarkan atas prinsip, hukum, teori, atau putusan yang berlaku umum.

Contoh         :
Semua makhluk akan mati.
Manusia adalah makhluk.
Karena itu, semua manusia akan mati.

A.    Premis
Premis adalah pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan.Kemudian premis dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek).

B.    Silogisme
Deduksi menggunakan silogisme atau entinem sebagai alat penalarannya. Silogisme adalah proses yang menghubungkan 2 proposisi yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan.
Silogisme   :           - premis mayor (dianggap benar)
- premis minor (peristiwa khusus)
- kesimpulan

Beberapa ketentuan silogisme      :

a)    Hanya terdiri dari tiga proposisi.

b)    Jika mengandung premis positif dan negatif maka kesimpulannya negatif.

c)     Dari dua premis yang negatif tidak dapat ditarik kesimpulan.

C.     Entimem
Entimem adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme. Tetapi di dalam entimem premisnya dihilangkan / tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

D.    Proposisi
Proposisi adalah kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah. Proposisi merupakan suatu kegiatan rohani baik menyuguhkan atau mengingkari.

E.     Term
Term adalah suatu kata atau kelompok kata yang menempati subjek (S) dan predikat (P). Tidak semua kata adalah term , meskipun setiap term itu adalah kata atau kumpulan kata pada dirinya sendiri merupakan ekspresi verbal dari pengertian, dan bahwa tidak semua kata pada dirinya sendiri sebagai subyek atau predikat didalam suatu proposisi.

SALAH NALAR
Salah nalar adalah kekeliruan dalam proses berpikir karena emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Contoh: Menulis adalah keterampilan berbahasa yang paling sulit di antara keterampilan berbahasa yang lain.

MACAM-MACAM SALAH NALAR
1. Generalisasi yang terlalu luas.
2. Kerancuan analogi.
3. Kekeliruan kausalitas.
4. Kesalahan relevansi.
5. Pembenaran.
6. Kurang memahami persoalan.
7. Prestise seseorang.

Daftar Pustaka    :








TULISAN 1 - Konsep Penalaran Ilmiah Dalam Kaitannya Dengan Penulisan Ilmiah

NAMA                       :           INDAH RESTU ANJANI
NPM                          :           13211571
KELAS                       :           3EA17
MATA KULIAH      :           SOFTSKILL - BAHASA INDONESIA 2

TULISAN 1

KONSEP PENALARAN ILMIAH DALAM KAITANNYA DENGAN PENULISAN ILMIAH

Penalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan.Dengan kata lain, penalaran dapat diartikan sebagai proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan tersebut dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).

Secara umum, ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimpulan, yakni penalaran induktif dan deduktif.

·  Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan dasar di antara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif dengan progresi secara logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus, sementara dengan induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya.  Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik. Corak berpikir deduktif adalah silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. 

Contoh :
-Televisi adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
-DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi

Kesimpulan:
Semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi

Ø Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :

a.) Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.

Contohnya:
Semua makhluk hidup akan mati
Manusia adalah makhluk hidup
Jadi, makhluk hidup akan mati (konklusi / kesimpulan)

b.) Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis

·  Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum. penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum. Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. 

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.

Kesimpulannya, konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.

Peranan Bahasa Indonesia dalam Konsep Ilmiah
Dalam Penyajian sebuah Konsep Ilmiah, Bahasa Indonesia mempunyai peranan penting dengan dibakukannya Ejaan sesuai EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Dengan Ejaan sesuai EYD ini, Bahasa Indonesia memiliki susunan struktur bahasa yang Obyektif, Metodis, Sistematis dan Universal.

Kesimpulannya :
Konsep Penalaran Ilmiah Dalam Kaitannya Dengan Penulisan Ilmiah
Penalaran adalah proses berpikir yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Sedangkan penulisan ilmiah merupakan karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya.

Daftar Pustaka         :

Hadi. 2013. “Penalaran dalam Penulisan Karya Ilmiah”.  Dalam http://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/



Putri, Sendy Octaviani. 2013. “Penggunaan Penalaran dalam Proses Berbahasa”. Dalam http://sendylicious.blogspot.com/2013/03/penggunaan-penalaran-dalam-proses.html