Ringkasan
Novel Laskar Pelangi
Diangkat dari kisah
nyata yang dialami oleh penulis sendiri, buku “Laskar Pelangi” menceritakan
kisah masa kecil anak-anak kampung dari suatu komunitas Melayu yang sangat
miskin Belitung. Anak orang-orang ‘kecil’ ini mencoba memperbaiki masa depan
dengan menempuh pendidikan dasar dan menengah di sebuah lembaga pendidikan.
Bersebelahan dengan
sebuah lembaga pendidikan yang dikelola dan difasilitasi dengan modern pada
masanya, namanya SD Muhammadiyah sekolah penulis ini, tampak begitu kumuh
dibandingkan dengan sekolah-sekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah). Mereka tersudut
dalam ironi yang sangat besar karena kemiskinannya justru berada di
tengah-tengah melimpahnya PN Timah yang mengeksploitasi tanah leluhur mereka.
Cerita ini terjadi di
Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur. Dimulai ketika sekolah
Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Departemen pendidikan kabupaten
Sumatra Selatan jika siswa baru tidak mencapai 10 orang anak. Ketika itu baru 9
anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan,
sang kepala sekolah, hendak berpidato untuk menutup sekolah, ternyata ada
seorang anak yang bernama Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di
sekolah kecil itu.
Jika tak ada Harun,
seorang anak berusia 15 tahun dengan keterbelakangan mental, yang disekolahkan
oleh ibunya agar tidak hanya mengejar anak ayam di rumah, tentu tidak pernah
terjadi kisah ini.
Akan tetapi Kesulitan
terus menerus membayangi sekolah kampung itu. Sekolah yang dibangun atas jiwa
ikhlas dan inisiatif dua orang guru yaitu seorang kepala sekolah yang sudah tua
(Bapak Harfan Efendy Noor) dan ibu guru muda (Ibu Muslimah Hafsari), yang juga
sangat miskin, berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan dengan susah
payah.
Sekolah yang dihidupi
dari uluran tangan para donatur itu begitu miskin, gedung sekolah kumuh, ruang
kelas hanya beralaskan tanah, atapnya pun bolong-bolong, bangku seadanya, dan saat
malam tiba dipakai untuk menyimpan ternak, bahkan kapur tulis sekalipun terasa
begitu mahal bagi sekolah yang hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya
dengan sekian kilo beras, sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya
dengan cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang ibu
guru menerima jahitan.
Mulai dari sanalah
dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka
dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah
cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh Bu Mus. Dan kejadian bodoh yang
dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, dan
ada kejadian ditemukannya bakat luar biasa oleh Mahar. Pengalaman cinta pertama
Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda sejauh 80 km pulang
pergi dari rumahnya ke sekolah untuk mencari ilmu di sekolah
tersebut. Meskipun demikian, keajaiban seakan terjadi setiap hari di
sekolah yang dari jauh tampak seperti bangunan yang akan roboh.
Dari waktu ke waktu sang
kepala sekolah dan sang ibu guru muda yang hanya berijazah SKP (Sekolah
Kepandaian Putri) bahu membahu membesarkan hati kesepuluh anak tersebut agar
percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan
sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari kesepuluh
muridnya agar tegar, tekun, tak mudah menyerah, dan gagah berani menghadapi
kesulitan sebesar apapun.
Ternyata Kedua guru itu
juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat
pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya. Kedua guru
miskin itu memberi julukan kesebelas murid itu sebagai para Laskar Pelangi.
Sekolah Muhamaddiyah mampu menjuarai lomba
yang dipimpin oleh salah satu laskar pelangi serta mengalahkan sekolah PN dan
keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak anggota laskar pelangi
(Ikal, Lintang, dan Sahara) berhasil menjuarai lomba cerdas cermat pada lomba
17 Agustus mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri lainnya.
Suatu prestasi yang sudah puluhan tahun selalu dimenangkan oleh sekolah-sekolah
PN.
Seluruh anak Laskar
Pelangi tak menduga ternyata ada seorang anak dari sekolah PN yang ingin
sekolah di sekolah Muhamaddiyah itu. Dan sekarang anggota Laskar Pelangi
menjadi sebelas orang, Laskar Pelangi mengarungi hari-hari dengan tertawa
dan menangis bersama.
Ketika Lintang, siswa
paling jenius itu harus berhenti sekolah padahal hanya tinggal satu tahun lagi
menyelesaikan SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua di keluarganya
yang harus menghidupi keluarga sebab ketika itu ayahnya meninggal dunia.
Padahal disisi lain PN
Timah menjadi semakin kaya raya dengan cara mengekploitasi tanah leluhurnya.
Meskipun pada awal tahun 90-an sekolah Muhamaddiyah itu akhirnya ditutup karena
sama sekali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri akan tetapi semangat,
integritas, keluruhan budi, dan ketekunan yang diajarkan Pak Harfan dan Bu
Muslimah tetap hidup dalam hati para laskar pelangi.
Kedua guru tersebut
akhirnya bisa berbangga karena diantara sebelas orang anggota laskar pelangi,
sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi research and
development manager di salah satu perusahaan multi nasional paling penting di
negeri ini, ada yang mendapatkan bea siswa international kemudian melakukan
research di University de Paris, Sorbonne dan lulus S2 dengan predikat with
distinction dari sebuah universitas terkemuka di Inggris. Semua itu merupakan buah
dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual yang ditanamkan oleh Bu Mus
dan Pak Harfan. Kedua orang hebat yang mungkin bahkan belum pernah keluar dari
pulau mereka sendiri di ujung paling Selatan Sumatera.
Novel ini memiliki banyak
hal-hal yang inspiratif. Novel ini memperlihatkan bahwa di tangan seorang guru,
kemiskinan dapat diubah menjadi kekuatan, keterbatasan bukanlah kendala untuk
maju, dan pendidikan bermutu memiliki definisi dan dimensi yang sangat luas.
Setidaknya para Laskar
Pelangi dan sekolah miskin Muhamaddiyah menunjukkan bahwa pendidikan yang hebat
sama sekali tak berhubungan dengan fasilitas. Terakhir cerita laskar pelangi memberitahu
kita bahwa bahwa guru benar-benar merupakan seorang pahlawan tanpa tanda jasa.
Demikian ringkasan
novel Laskar Pelangi yang saya buat, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
Terima kasih