Nama : Indah Restu Anjani
NPM : 13211571
Kelas : 3EA17
Mat-Kul :
Softskill - Perilaku Konsumen
TULISAN 10
BAB 10
DINAMIKA KELOMPOK DAN KELOMPOK RUJUKAN
I.
KELOMPOK RUJUKAN
Kelompok rujukan disebut
juga sebagai acuan. Kelompok rujukan merupakan sekelompok orang yang secara nyata
mempengaruhi perilaku seorang secara langsung atau tidak langsung. Kelompok rujukan
ini berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusan dan sebagai
dasar pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum / khusus
atau pedoman khusus bagi perilaku.
II. KELUARGA & STUDI PERILAKU KONSUMEN
Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan
pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis
perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan.
Pertama, banyak
produk dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah
adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan
melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota keluarga lain dari keluarga besar.
Mobil biasanya dibeli keluarga, denga kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka
terlibat dalam berbagai tahap keputusan, dan masih banyak lagi contohnya.
Kedua, bahkan
ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu
bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya. Anak-anak
mungkin membeli pakaian yang dibiayai dan disetujui oleh orangtua. Pengaruh
seorang remaja mungkin pula besar sekali pada pembelian pakaian orangtua.
Pasangan hidup dan saudara kandung bersaing satu sama lain dalam keputusan
tentang bagaimana pendapatan keluarga akan dialokasikan untuk keinginan
individual mereka.
Studi tentang keputusan keluarga sebagai konsumen
kurang lazim dibandingkan studi tentang individu sebagai konsumen. Alasan untuk
pengabaian dalam studi pembelian keluarga adalah kesulitan dalam mempelajari keluarga sebagai organisasi. Survei
dan metodologi penelitian pemasaran lain lebih mudah dijalankan untuk individu
daripada untuk keluarga. Pemberian kuisioner kepada seluruh keluarga memerlukan
akses ke semua anggota pada waktu yang lebih kurang sama (sulit dilakukan di
dalam lingkungan dewasa ini), dengan menggunakan bahasa yang mempunyai makna
bagi semua anggota keluarga (sulit karena ketidaksesuaian dalam hal usia atau
pendidikan), dan menafsirkan hasil ketika anggota dari keluarga yang sama
melaporkan opini yang bertentangan mengenai apa yang dibeli oleh keluarga atau
pengaruh relatif dalam keputusan tersebut (temuan yang lazim di dalam
penelitian keluarga).
Tipe – Tipe Perilaku Pembelian Menurut Wilkie
(1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi
empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan
diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Budget Allocation (Pengalokasian budget)
a. Budget Allocation (Pengalokasian budget)
Pilihan konsumen terhadap suatu barang
dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang
tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu
melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak)\
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan
yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu
sendiri.
c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen,
berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk
atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor
yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.
d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara
terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.
III.
VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN
Keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih
tinggi dibandingkan rumah tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu
yang bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga mapun rumah tangga, keempat
variabel structural yang paling member dampak pada keputusan pembelian dan yang
dengan demikian paling menarik bagi pemasar adalah usia kepala rumah tangga
atau keluarga, status, perkawinan, kehadiran anak san status pekerjaan.
Keluarga adalah sama dengan perusahaan; keluarga
adalah organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yang lebih
efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri. Fungsi yang jelas bahwa dua
orang dapat mencapai lebih baik daripada satu orang adalah mempunyai anak.
Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini mengenai apakah
keluarha harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya
anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makanan, perabot, rumah,
perawatan kesehatan, pendidikan, dan produk lain. Anak di dalam keluarga dapat
menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, pakaian
orang dewasa, dan banyak barang yang bebas dipilih.
KEPUTUSAN PEMBELIAN KELUARGA
Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksikan
kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan. Individu
membeli produk untuk dipakai sendiri dan untuk dipakai oleh anggota keluarga
yang lain.
1. Peranan
individu dalam pembelian keluarga.
2. Perilaku
peran (role behavior).
3. Peranan
pasangan hidup dalam keputusan pembelian.
IV.
SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA & PERILAKU PEMBELIAN
Keluarga
berubah bersama waktu, melewati serangkaian tahap. Proses ini disebut siklus
kehidupan keluarga (SKK). Walaupun sudah digunakan di dalam literature
sejak tahun 1931, konsep tersebut mendapat pengaruhnya yang paling luas di
dalam penelitian pemasaran oleh Wells dan Gubar, dan belakangan di dalam buku
karya Reynolds dan Wells, yang memperhatikan bagaimana siklus kehidupan
mempengaruhi perilaku konsumen.
V.
SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA TRADISIONAL
Siklus hidup keluarga model
tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga lewati, dimulai
dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga,
dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional
adalah:
·
Tahap I: Bachelor
Pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan
orang tua.
·
Tahap II: Honeymooners
Pasangan muda yang
baru menikah.
·
Tahap III: Parenthood
Pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak
yang tinggal hidup bersama.
·
Tahap IV: Postparenthood
Sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak
ada anak yang tinggal hidup bersama.
·
Tahap V: Dissolution
Salah satu pasangan
sudah meninggal
VI.
STRUKTUR KELUARGA & RUMAH TANGGA YANG BERUBAH
Apa yang dimaksud
dengan sturktur keluarga kontemporer? Bagaimana struktur itu berubah? Bagaimana
struktur itu mempengaruhi konsumsi? Apakah realitas yang berkembang dari
struktur keluarga merupakan masalah atau peluang untuk organisasi pemasaran?
Ini adalah beberapa dari pertanyaan yang para peneliti konsumen berusaha
menjawabnya. Banyak jawaban tersebut melibatkan data dari sensus dasawarsa dan
laporan sementara oleh Biro Sensus?
1.
Menikah atau Single.
2.
Ukuran Rumah Tangga.
3.
Perkawinan dalam usia yang lebih
lanjut.
4.
orang single
5.
Perceraian dan perilaku konsumen.
6.
Orang-orang single yang hidup
bersama.
7.
Pemasaran untuk orang single.
8.
Perkawinan kembali
VII.
PERANAN WANITA YANG BERUBAH
Wanita sebagai
konsumen dapat berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan pada
budaya. Ada beberapa budaya yang membuat wanita berubah dalam penilaian atau
sikap konsumen terhadap suatu produk :
1) Budaya psikologis
Budaya ini muncul
dari dalam diri individu sebagai konsumen.
2) Budaya
sosial
Budaya yang didasarkan dari gaya hidup orang lain
dapat membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan suatu
produk.
VIII.
PERANAN PRIA YANG BERUBAH (CHANGING MASCULINE ROLE)
Pria sebagai konsumen dapat berubah dalam penilaian terhadap suatu produk
didasarkan pada budaya. Ada beberapa budaya yang membuat pria berubah dalam
penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk :
1) Budaya psikologis
Budaya ini muncul dari dalam diri individu sebagai
konsumen.
2) Budaya sosial
Budaya yang
didasarkan dari gaya hidup orang lain dapat membuat konsumen berubah
dalam penilaian dan penggunaan suatu produk.
IX.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN
KELUARGA
Bila anda menyiapkan analisis pengaruh
keluarga pada keputusan keluarga dalam hal pembelian atau konsumsi, sebagian
besar teknik penelitian akan sama dengan studi penelitian pemasaran yang lain.
1.
Kerangka Proses-Keputusan.
2.
Kategori Sturktur-Peran.
3.
Bias Pewawancara.
4.
Seleksi Responden .
X.
IMPLIKASI BAGI STUDI PERILAKU KONSUMEN
Adapun menurut American
Marketing Association yang terdapat pada buku karangan Peter dan Olson
(1999, hlm. 6), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “interaksi dinamis
antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar kita dimana manusia
melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.” Paling tidak ada tiga ide
penting dalam pengertian di atas, yaitu perilaku konsumen adalah dinamis; hal
tersebut melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan
kejadian di sekitar; serta hal tersebut melibatkan pertukaran.
Pertama, definisi
di atas menekankan bahwa perilaku konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa
seorang konsumen, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan
bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku
konsumen, salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen
biasanya terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau
grup tertentu (Peter dan Olson, 1999, hlm.6).
Hal kedua yang
ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah keterlibatan
interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar. Ini
berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang
tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan
(pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku) dan apa serta di mana (kejadian
di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan,
dirasa, dan dilakukan konsumen (Peter dan Olson, 1999, hlm.8).
Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi
perilaku konsumen di atas adalah pertukaran di antara individu. Hal ini membuat
definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang
sejauh ini juga menekankan akan pentingnya pertukaran. Kenyataannya, peran
pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi
dan penerapan stategi pemasaran (Peter dan Olson, 1999, hlm.9).
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar