Salah satu bisnis yang
saat ini sedang “naik daun” adalah bidang riset pemasaran (marketing research).
Hal ini disebabkan keadaan pasar yang selalu dinamis menuntut para pelaku pasar
untuk selalu melakukan riset. Dengan marketing research, kita dapat menyelidiki
posisi merek kita di pasar, mengetahui selera atau kepuasan konsumen, ataupun
mengurangi risiko kegagalan ketika mengeluarkan produk baru.
Market Research
terdahulu menyatakan bahwa tingkat pembelian tergantung dari household
expenditures. Namun, sekarang hal tersebut tidak dapat menjadi patokan lagi.
Semakin bervariasinya jenis produk dan tingkat kemampuan beli yang beragam dari
para konsumen menjadikan riset pemasaran semakin diperlukan.
Perkembangan marketing
research tidak hanya dari sisi pasarnya, dari sisi metode riset yang
digunakannya pun ikut berkembang. Sejak internet telah menjadi bagian dari
aktivitas kehidupan sehari-hari, online survey telah menjadi
tren bagi semua biro riset global. Sekarang perkembangan mutakhir dalam metode
riset pemasaran adalah apa yang dikenal dengan etnografi.
Etnografi adalah metode
riset yang menggunakan observasi langsung terhadap kegiatan manusia dalam
konteks sosial dan budaya sehari-hari. Etnografi berusaha mengetahui
kekuatan-kekuatan apa saja yang membuat manusia melakukan sesuatu. Karena
alasan itulah metode etnografi ini mulai dilirik dunia bisnis riset konsumen
untuk membantu mengungkapkan keinginan konsumen terdalam yang sering tidak bisa
didapatkan dari metode riset konsumen lainnya seperti survei atau focus
group.
Baik di tingkat global
maupun nasional, industri jasa di bidang riset pemasaran terus berkembang
seiring dengan semakin tingginya kompetisi pasar dewasa ini.
Berdasarkan
data dari Esomar yang dimuat di Marketing News edisi Juli 2008, pasar
global untuk marketing research tumbuh 5%; dari 23,43 miliar dolar Amerika
Serikat (AS) pada tahun 2005 menjadi 24,62 miliar dolar AS.
Lebih
lanjut, data tersebut mencatat 10 negara yang memiliki belanja riset pemasaran
terbesar dengan menguasai hampir 80% dari total global marketing research.
Dari 10 top negara tersebut, Amerika Serikat mencatat sebagai pembelanja riset
pemasaran terbesar yang nilainya pada tahun 2006 mencapai 8,23 miliar dolar AS.
Kemudian pada tahun 2007, nilainya meningkat 6% menjadi 8,6 miliar dolar AS.
Saat
ini di Amerika Serikat sendiri terdapat 200-an perusahan riset besar. Dari 200
perusahaan tersebut, terdapat 50 top perusahaan riset yang menguasai 90% pasar
di negara itu. The Nielsen Co adalah perusahaan riset dengan revenue terbesar
saat ini. Perusahaan yang bermarkas di New York, AS tersebut mencatat
penghasilan sebanyak 2,17 miliar dollar AS pada tahun 2007.
Nielsen
adalah perusahaan informasi dan media global yang menawarkan jasa ke lebih dari
100 negara dengan jumlah karyawan lebih dari 42.000 orang. Perusahaan ini
memiliki 11 unit bisnis yang bergerak di bidang riset, satu di antaranya adalah
AC Nielsen yang menawarkan jasa riset kepada perusahaan
manufaktur, retailer dan sales agency, serta untuk produk dan
jasa. Unit bisnis lainnya adalah Nielsen Media Research yang dikenal dengan
pengukuran rating program acara televisi. Kemudian ada Nielsen Mobile, Nielsen
Online, Nielsen Entertainment, Media Solution dan lainnya.
Perusahaan
riset peraih revenue terbesar kedua adalah IMS Health Inc. Peusahaan
yang didirikan pada tahun 1954 lalu ini meraih revenue sebesar 800
juta dolar AS pada tahun 2007. IMS merupakan perusahaan yang memimpin jasa
riset di industri farmasi dan alat-alat kesehatan, terutama untuk jasa market
intellegent. Selain riset pasar, jasa lain yang ditawarkannya adalah mengukur
efektivitas sales force, kemampuan optimalisasi portofolio, dan brand
management. Saat ini jasa-jasa tersebut telah ditawarkan ke lebih dari 100
negara.
Selanjutnya, negara
pembelanja terbesar kedua untuk kegiatan riset pemasaran adalah Inggris,
nilainya 2,37 miliar dolar AS pada tahun 2006. Kemudian Perancis dengan pangsa
sebesar 2,21 miliar dolar AS; dan Jerman sebesar 2,2 miliar dolar AS. Di
lingkup negara Eropa, ketiga negara ini memiliki kontribusi hingga 67,8% dari
total belanja marketing research di kawasan Eropa yang mencapai 10,6
miliar dolar AS.
Di kawasan Asia
Pasifik, Jepang menempati posisi teratas sebagai pasar marketing
research terbesar. Pada tahun 2006, telah membelanjakan untuk kegiatan
riset pemasaran sebesar 1,38 miliar dolar AS. Berikutnya adalah China dengan
pangsa pasar sebesar 583 juta dolar AS; dan Australia sebesar 532 juta dolar
AS.
Kegiatan marketing
research juga semakin meningkat di Indonesia. Baik dilakukan
secara in-house maupun menggunakan jasa perusahaan riset. Pasarnya
pun kini semakin berkembang. Indikasi ini terlihat dengan kian banyaknya
perusahaan-perusahaan riset baru yang muncul, juga bertambahnya jumlah
perusahaan riset global yang masuk ke Indonesia.
Menurut Fahmy Sadri,
praktisi marketing research yang bergabung di salah satu perusahaan
riset terkemuka di Indonesia, saat ini diperkirakan ada 50-an perusahaan yang
bergerak di bidang riset pemasaran di Indonesia. Mulai dari perusahaan multnasional
hingga perusahaan riset pemasaran lokal ukuran kecil. Saat ini, tercatat tidak
kurang dari 12 perusahaan riset global telah masuk ke Indonesia.
”Pada tahun 2008,
pangsa pasar kegiatan marketing research di dalam negeri diperkirakan
tumbuh sekitar 20 persen. Pada kenyataannya, sekarang banyak perusahaan riset
yang overload,” jelasnya. Perkiraan ini hanya menghitung riset di bidang
pemasaran saja. Apabila dihitung juga dengan riset Pilkada yang sekarang sedang
marak dilakukan, maka pertumbuhan pasar riset di Indonesia bisa lebih besar
lagi.