Nama : Indah Restu Anjani
NPM : 13211571
Kelas : 3EA17
Mat-Kul :
Softskill - Perilaku Konsumen
TULISAN 4
BAB 4
“MOTIVASI DAN KETERLIBATAN”
MOTIVASI
Pengertian Motivasi Menurut para Ahli
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang
menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti "dorongan" atau
"daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang.
Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal yang
membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu,
dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan
sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan
dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita;
penghargaan dan penghormatan. Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat
seseorang bertindak (Sargent, dikutip oleh Howard, 1999) menyatakan bahwa
motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang
dihadapinya (Siagian, 2004).
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X
dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang
mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang
dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki
alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan
mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam
pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat.
DINAMIKA PROSES MOTIVASI
Proses Motivasi:
1.
Tujuan
Perusahaan harus bias menentukan terlebih dahulu
tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
2.
Mengetahui Kepentingan
Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan
konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata.
3.
Komunikasi Efektif
Melakukan komunikasi dengan baik terhadap
konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa
yang bisa mereka dapatkan.
4.
Integrasi Tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan
tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk
mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu konasumen adalah pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan. Kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu
penting adanya penyesuaian motivasi.
5.
Fasilitas
Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen
mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
TUJUAN MOTIVASI
KONSUMEN
a.
Meningkatkan
kepuasan
b.
Mempertahankan
loyalitas
c.
Efisiensi
d.
Efektivitas
e.
Menciptakan
suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dengan pembeli atau
konsumen.
ASAS MOTIVASI
Produsen harus
mengetahui asas – asas dalam motivasi konsumen, sebagai berikut :
1. Asas untuk mengikut sertakan
2. Asas komunikasi
3. Asas pengakuan
4. Asas wewenang yang di delegasikan
5. Asas perhatian timbal balik
KEBUTUHAN DAN TUJUAN dalam KONTEKS PERILAKU KONSUMEN
KLASIFIKASI MOTIF
Secara etimologi,
motif dalam bahasa inggris motive, berasal dari motion, yang berarti “gerakan”
atau “sesuatu yang bergerak”, yang menunjuk pada gerakan manusia sebagai
“tingkah laku”. Dalam psikologi motif berarti rangsangan pembangkit tenaga bagi
terjadinya tingkah laku itu.
Dalam motif, pada
umumnya terdapat dua unsur pokok, yaitu kebutuhan dan tujuan. Proses interaksi
timbal balik antara kadua unsur ini terjadi dalam tubuh manusia, walaupun dapat
dipengaruhi oleh hal-hal dari luar diri manusia. Karena itu, bisa saja terjadi
perubahan motivasi dalam waktu singkat.
Sedangkan menurut Dister,
setiap tingkah laku manusia adalah hasil dari hubungan timbal balik antara tiga
faktor, yaitu:
1.
Dorongan spontan manusia, yaitu
dorongan yang tidak ditimbulkan dengan sengaja.
2. Kelakuan manusia, dimana manusia
menyetujui dorongan spontan tadi untuk menjadi miliknya, sehingga kemudian
menjadi sebuah “kejadian”. Misalnya dengan menunda makan, walaupun ia merasa
lapar.
3.
Lingkungan hidup manusia.
METODE DAN BENTUK
PEMBERIAN MOTIVASI
Metode atau cara yang digunakan perusahaan
dalam pemberian motivasi terdiri atas:
I.
Metode
langsung (Direct Motivation)
Motivasi
langsung adalah motivasi (materiil atau non materiil) yang diberikan secara langsung
kepada setiap konsumen untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Hal ini sifatnya
kusus, seperti bonus, tunjangan, penghargaan terhadap pelanggan dan lain-lain
II.
Metode
tidak langsung (Indirect Motivation)
Metode
tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan
fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah konsumen untuk
melakukan pembelian. Seperti pelayanan yang memuaskan, kualitas barang ditingkatkan
dan lain sebagainya.
Sedangkan bentuk motivasi yang diberikan
oleh perusahaan dapat dalam bentuk insentif positif maupun insentif negatif:
1. Motivasi positif (insentif positif)
Di
dalam motivasi positif produsen tidak saja memberikan dalam bentuk sejumlah uang
tapi bisa juga memotivasi konsumen dengan memberikan diskon, hadiah, pelayanan
yang optimum yang ditunjukan pada diferensiasi dari positioning yang dilakukan
kepada mereka yang melakukan pembelian dan yang akan melakukan pembelian.
2. Motivasi negative (insentif negative)
Didalam
motivasi negatif produsen memotivasi konsumen dengan standar pembelian, maka
mereka akan mendapatkan ganjaran. Dengan motivasi negatif ini semangat konsumen
dalam jangka waktu pendek akan meningkat untuk melaksanakan pembelian karena mereka
mempunyai kepentingan terhadap kebutuhan tersebut.
HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW
Maslow telah membuat teori hierarkhi kebutuhan. Semua kebutuhan dasar itu adalah
instinctoid, setara dengan naluri pada hewan. Manusia mulai dengan disposisi
yang sangat lemah yang kemudian kuno sepenuhnya sebagai orang tumbuh. Bila
lingkungan yang benar, orang akan tumbuh lurus dan indah, aktualisasi potensi
yang mereka telah mewarisi. Jika lingkungan tidak “benar” (dan kebanyakan tidak
ada) mereka tidak akan tumbuh tinggi dan lurus dan indah.
Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar. Di luar kebutuhan tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada. Ini termasuk kebutuhan untuk memahami, apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni. Dalam tingkat dari lima kebutuhan dasar, orang tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama telah puas, maupun ketiga sampai kedua telah puas, dan sebagainya.
Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar. Di luar kebutuhan tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada. Ini termasuk kebutuhan untuk memahami, apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni. Dalam tingkat dari lima kebutuhan dasar, orang tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama telah puas, maupun ketiga sampai kedua telah puas, dan sebagainya.
TEORI-TEORI KEBUTUHAN
1. Teori Abraham H.
Maslow (Teori Kebutuhan)
2. Teori McClelland
(Teori Kebutuhan Berprestasi)
3. Teori Clyton Alderfer
(Teori ERG)
4. Teori Herzberg (Teori
Dua Faktor)
5. Teori Keadilan
6. Teori Penetapan
Tujuan
7. Teori Victor H. Vroom
(Teori Harapan)
8. Teori Penguatan dan
Modifikasi Perilaku
9. Teori Kaitan Imbalan
dengan Prestasi
KELEBIHAN dan
KEKURANGAN TEORI-TEORI MOTIVASI
1. Kelemahan teori kebutuhan dari Abraham
Maslow :
a. Secara umum, riset tidak mensahihkn teori Maslow. Maslow tidak memberikan
pembenaran (subtansiasi) empiris, sementara beberapa studi yang berusaha
mensahihkan teori itu tidak mendukung teori itu.
b. Menurut teori ini kebutuhan manusia itu adalah bertingkat-tingkat atau
hierarkis, tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkan tercapai sekaligus
dan kebutuhan itu merupakan siklus, seperti lapar-makan-lapar lagi-makan lagi
dan seterusnya.
2.
Kelemahan teori motivasi prestasi yang
dikemukakan oleh Atkinson dan David McClelland :
a. Motivasi hanya didorong oleh kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang
terlibat, harapan keberhasilannya, dan nilai insentif yang terlekat pada tujuan
saja.
b. Terkadang pendektan antara atasan dan bawahan tidak berjalan secara efektif.
3. Kelemahan dari teori dua factor
oleh Frederick Herzberg :
a. Prosedur yang digunakan Herzberg terbatasi oleh metodologinya. Bila
semuanya berlangsung baik, orang cenderung menganggap itu berkat diri mereka.
Sebaliknya, mereka menyalahkan lingkungan luar jika terjadi kegagalan.
b. Keandalan metodologi Herzberg dipertanyakan. Karena penilai harus melakukan
penafsiran, mungkin mereka dapat mencemari penemuan dengan menafsirkanrespon
tertentu dengan cara tertentu namun di sisi lain memperlakukan respon lain dengan
cara yang berbeda.
c. Tidak digunakannya ukuran total kepuasan apapun. Dengan kata lain,
seseorang dapat tidak menyukai bagian dari pekerjaannya, masih berpikir bagwa
pekerjaan itu dapat diterimanya.
4. Teori itu tidak konsisten dengan riset
sebelumnya. Teori dua factor mengabaikan variable – variable situasi.
5. Herzberg mengasumsikan hubungan antara
kepuasan dan produktivitas. Tetapi, metodologi riset yang dia gunakan hanya
memandang ke kepuasan, bukan produktivitas. Untuk membuat agar riset semacam itu
relevan, kita harus mengasumsikan hubungan yang kuat antara kepuasan dan
produktivitas.
KETERLIBATAN
Beberapa pakar manajemen pemasaran
mengungkapkan pengertian keterlibatan konsumen sebagai berikut :
1.
Keterlibatan konsumen
diartikan oleh Engel, Blackwell, dan
Miniard:
sebagai tingkat
kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh
stimulus di dalam situasi yang spesifik. Keterlibatan yang paling baik dipahami
sebagai fungsi dari orang, objek dan situasi.
2.
Pride dan Ferrel
mengungkapkan bahwa
tingkat keterlibatan konsumen merupakan alasan mengapa konsumen termotivasi
untuk mencari informasi produk dan merek tertentu.
3.
Peter dan Olson
menegaskan bahwa
keterlibatan merupakan status motivasi yang menggerakkan serta mengarahkan
perilaku konsumen pada saat membuat keputusan.
Setiap konsumen mempunyai motivasi yang mendasari dalam bentuk kebutuhan dan nilai. Sementara keterlibatan akan muncul ketika objek (produk, jasa atau pesan promosi) dirasakan dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan, tujuan dan nilai yang terasa penting. Pemenuhan kebutuhan ini dirasakan akan bervariasi atau tidak sama dari satu situasi ke situasi berikutnya.
Setiap konsumen mempunyai motivasi yang mendasari dalam bentuk kebutuhan dan nilai. Sementara keterlibatan akan muncul ketika objek (produk, jasa atau pesan promosi) dirasakan dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan, tujuan dan nilai yang terasa penting. Pemenuhan kebutuhan ini dirasakan akan bervariasi atau tidak sama dari satu situasi ke situasi berikutnya.
FOKUS KETERLIBATAN
Menurut J.
Paul Peter dan Jerry C. Olson (2010 ):
Pemasar dituntut untuk bisa memahami
keterlibatan konsumen terhadap suatu produk atau merek. Salah
satu tujuanpentingnya adalah pemasar dapat dengan jelas mengidentifikasi
fokus. Keterlibatan konsumen.
Pemasar perlu mengetahui dengan tepat apa yang
disebut sebagai relevan secara pribadi oleh
konsumen: produk atau merek,
objek, perilaku, kejadian, situasi, lingkungan atau beberapa bahkan semua hal diatas.
Umumnya, keterlibatan ,konsumen dapat dianalisis melalui segala hal yangterkait dengan konsumen
tersebut sekaligus memetakan tujuan akhir
dari keterlibatannya. Serikut adalah model
dasar .
Keterlibatan produk konsumen(Peter& Olson,2010)
FAKTOR-FAKTOR yang
MEMPENGARUHI KETERLIBATAN
Dalam bukunya, Peter & Olson (2010 ) mengemukakan 2 hal penting yang mempengaruhi keterlibatan konsumen, yakni :
1) Relevansl-pribadi intrisik (intrisic self-relevance)
2) Relevansi-pribadi situasional (situational self-relvance)
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar